Antara Saya, AS Roma, FC Barcelona dan Timnas Argentina

Oleh:  -   |

Instagram

Lionel Messi
Lionel Messi (fanpop.com)

Tren komunitas suporter khususnya komunitas fans klub sepakbola eropa belakangan ini semakin menjamur.  Sejak awal 2000an banyak komunitas suporter klub-klub sepakbola eropa bermunculan, seperti United Indonesia, Madridista Indonesia, Milanisti Indonesia dan Juventini indonesia. Rata-rata para pemuja klub eropa tersebut sangat fanatik, dimana sangat mencintai dan mengagung-agungkan klub yang pujaanya. Mereka siap membela dengan penuh semangat dan gagah berani  jika ada fans klub lain yang menghina klub kebangaanya.

Tayangan sepak bola eropa di tanah air sendiri sudah dimulai sekitar 20 tahun lalu, ketika RCTI menayangkan Liga Italia, yang merupakan tayangan Liga Eropa pertama yang di tanah Air. Sedikit bisa disimpulkan bahwa benih-benih kecintaan para penikmat bola tanah air terhadap klub-klub besar eropa dimulai dari tahun 90an tersebut. Kemudia ketika memasuki era digital tahun 2000an, para anggota komunitas suporter tersebut diberikan kemudahan dengan adanya teknologi untuk menunjukan eksistensinya lewat acara-acara kopdar dan gathering.

Menariknya, fenomena tren suporter akhir-akhir  ini tak didominasi kaum lelaki saja, banyak juga kaum hawa yang tergabung dalam berabagai komunitas superter di indonesia. Banyak alasan para wanita bergabung dengan kumpulan pemuja sebuah klub sepakbola eropa, namun tentu kita bisa menebak alasan utamanya, hehe.. Alasan utama kaum hawa tergabung dengan komunita suporter kebanyakan karena menyukai paras para pemain bola eropa yang biasanya memang cakap, baik cakap saat dilapangan hijau atau saat tidak bermain.

Alasan yang berbeda terjadi pada laki-laki ketika mengagumi sebuah klub sepakbola eropa. Sepakbola adalah olahraganya lelaki dan sangat normal ketika mereka para laki-laki mempunyai klub pujaan atau kebanggaanya. Seorang anak lelaki biasanya sejak kecil sudah tak asing dengan nama-nama klub besar eropa ditelinganya, mulai dari Real Madrid, Manchester United, Chelsea, atau Juventus. Ketika besar pun mereka masih menjaga kecintaanya pada sepakbola, ada yang sebatas menajdi pengagum klub sepakbola dan ada pula yang sampai jadi pemain bola.

Baca juga:

Jujur saya sendiri bukanlah pemuja salah satu klub sepakbola eropa, walaupun pada faktanya saya saat ini masih tergabung dalam komunitas Romanisti-Indonesia. kenapa bisa seperti itu? saya lebih cenderung menyukai sebuah Timnas dari pada sebuah klub, berawal ketika Piala Dunia 1998 perancis, saya begitu menyukai Timnas Argentina dan hal tersebut berlanjut hingga sekarang, sehingga ketika sebuah klub sepakbola ada putra-putra Argentina yang menjadi punggawanya saya akan dukung 110 %.

Dua belas tahun silam ketika salah satu pemain Argentina paling bersinar di masanya, yaitu Gabriel Omar Batistuta hijrah dari Fiorentina ke AS Roma saya pun mendadak menjadi seorang Romanisti, dan memang suatu kesenangan dan kebangaan tersendiri ketika melihat pemain Idola kita menghantarkan klubnya meraih scudetto di tahun tersebut. Namun sayang 2003 Batigol pindah ke klub antah berantah Al Arabi dan sayapun tak bisa lagi mengikuti perkembangan sang idola Gabriel Batistuta.

Sepeninggal batistuta dari AS Roma saya pun masih menjadi seorang romanisti, setidaknya saya mencitai klub ini, klub yang pernah dibela batigol. Namun sejujurnya hati saya lebih condong pada salah satu klub yang spanyol yang saat ini di bela oleh sang legenda hidup dan masih aktif Lionel Messi, tak perlu saya bilang kan klub apa itu? selain itu saya juga jadi pendukung Manchester City tak lain karena disana ada 3 putra argentina Sergio Agüero, Carlos Tévez dan Pablo Zabaleta.

Berita Terkait.