Ketika Egoisme Tak Tertahan, Jalan Raya Seakan Makin Kejam

Oleh: - 2 November 2012  |

Instagram

Foto Jala Raya
Foto Jala Raya (Flickr: Allan)

Kemarin jam menunjukan pukul 07.00 pagi ketika saya berangkat dari rumah Wonogiri ke Solo. Sampai di kos pukul 07.45, saya menyempatkan beristirahat sekira satu jam sebelum berangkat ke kantor pukul 08.45. Seperti biasanya, seakan tak ada yang spesial di jam-jam tadi, hingga pada pukul stengah 10an, saya mendengar ada kecelakaan tragis yang terjadi di jalan Wonogiri-Solo, jalanan yang baru saja saya lalui beberapa jam sebelumnya. Kemarin siang, Rabu,1 November 2012, Bus Al-Amin jurusan Praci-Solo menabrak 3 sepeda motor di depan Lapangan Nguter, Sukoharjo, mengakibatkan 4 Korban tewas seketika.

Kecelakaan tersebut menjadi sesuatu yang mengejutkan buat saya, mengingat jalan dimana kecelakaan itu terjadi adalah jalan yang rutin saya lalui setiap minggu. Sudah enam tahun lebih saya rutin melewati rute itu dan jalanan tersebut dikenal bukanlah jalan yang rawan terjadi kecelakaan. Memang, kecelakaan tadi siang  bukan kali pertama terjadi di jalan Solo-Wonogiri. Sependek yang saya ingat, ada beberapa kali kecelakaan terjadi di jalan tersebut. Namun, yang memakan korban hingga lebih dari 3 orang baru terjadi kemarin siang.

Kejadian kemarin siang  membuat saya semakin miris akan kondisi jalanan dewasa ini. Apalagi akhir-akhir ini makin banyak terjadi kecelakaan di jalan raya yang merenggut tak sedikit nyawa manusia. Bila melihat dari statistik angka kecelakaan di indonesia yang saya ambil dari data Badan Pusat Statistik selama 10 tahun kebelakang, angka kecelakaan terus meningkat dari tahun ketahun. Peningkatan tersebut berbanding lurus dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor di negeri ini khususnya sepeda motor.

Tak perlu menengok data statistik, secara kasat mata kita bisa melihat kok bahwa sepeda motor memang menjadi penyumbang angka kecelakaan tertinggi di Indonesia. Sepeda motor, Kendaraan yang identik dengan “warga kelas 2” itu seperti menjadi kereta kematian bagi para pengendaranya. Kendaraan bermotor beroda dua tersebut di jalanan menjadi yang paling lemah bila dibandingkan dengan kendaraan lain semisal mobil, truk, atau bus. Sehingga bila terjadi benturan diantara kendaraan tersebut, biasanya sepeda motorlah yang mangalami nasib tragis.

Baca juga:

Tanpa mengurangi rasa belasungkawa pada para korban kecelakaan jalan raya selama ini, jujur saya akui dalam pengamatan saya kebanyakan kecelakaan yang terjadi di jalan raya adalah hasil dari “egoisme” pengguna jalan itu sendiri. Kita, anda, bahkan saya mungkin kadang lupa bila berada di jalanan itu kita tak hanya bertanggung jawab pada keselamatan diri sendiri, tapi kita secara tidak langsung bertanggung jawab pada pengguna jalan lainnya.

Janganlah hanya karena egoisme kita di jalanan, nyawa kita dan orang lain jadi taruhannya. Bahkan dalam pandangan saya yang lebih ekstrim, saya berpendapat bahwa egoisme seseorang di lingkungan keluarga atau di lingkungan kerja itu 10 kali lebih bisa dimaklumi daripada egoisme seseorang di jalan raya. Seperti yang saya bilang sebelumnya, ego di jalan raya itu nyawa taruhannya. Jalan yang hanya sebuah “benda diam”, di mata orang akhir-akhir ini menjadi begitu kejam, dengan merenggut banyak nyawa yang sebenarnya semua itu terjadi sebagaian besar karena “kesembronoan” pengguna jalan itu sendiri.

Sebagai pengguna Jalan Raya seyogianya kita bisa menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. Beberapa kali di pinggir jalan sering saya temui papan pengumuman yang bertuliskan kata-kata “hati-hati di jalan keluarga menanti di rumah“. Kata-kata itu yang terkesan biasa saja ketika pertama kali membacanya, namun sesungguhnya itu sangat dalam artinya. Saat kita dalam perjalanan, keluarga tercinta lah yang selalu menunggu kita pulang kerumah agar bisa kembali bercengkrama hangat bersama-sama. Satu hal yang tak kalah penting dari semua yang saya ocehin di atas adalah setiap akan berkendara jangan lupa untuk berdoa memohon keselamatan pada Sang Maha Kuasa.

Yos Beda – 2/11/2012

Berita Terkait.

32 Komentar

  1. kisah bujang
    2 November 2012 @15:48:13

    yang nyesek itu kalo kita jalan dah bener, yang lain ngaco, eh kita kena juga

    Reply

    • Yos Beda
      5 November 2012 @10:01:15

      ya, begitu lah mas, ketika di jalan memang kita harus mempersiapkan kesabaran ekstra 🙂

      Reply

  2. Dani
    2 November 2012 @17:40:54

    setuju banget. Kadang kecelakaan terjadi karena keegoisan penguna jalan itu sendiri. Padahal dengan tertib dan saling hormat, tidak hanya nyawa terselamatkan, kadang malah bisa lebih cepat perjalanannya Mas ya.

    Reply

    • Yos Beda
      5 November 2012 @10:39:11

      iya mas, memang benar, andai saja pengguna jalan semuanya tertib dan mematuhi rambu-rambu lalu-lintas tak akan begitu banyak nyawa terbuang di jalanan 🙁

      Reply

  3. ndop
    3 November 2012 @06:40:56

    nah itu dia. Bebearapa masyarakat kita memang egois. Jadi kalo ada ketidakrapian tatanan masyarakat, yg disalahkan gak melulu pemerintah. bisa saja si masyarakatnya yg gamau diatur hehe

    Reply

    • Yos Beda
      5 November 2012 @10:43:53

      iya mas, sudah seyogianya kita tak melulu menyalahkan pemerintah atau birokrasi kita yang amburadul, ada baiknya kita juga selalu introspeksi diri kita sendiri

      Reply

  4. ainulharits
    4 November 2012 @13:42:52

    di jalanan itu kadang kita sudah hati-hati dan patuh berlalu lintas saja kadang tidak selamat juga. seperti di bangjo gembongan kartasura, ketika lampu merah semua berhenti, tak tahunya daribelakang ada bus yang terus nyelonong sampe pos polisinya juga ikut ditabrak… kejadian ini dah kurang lebih 3 tahunan yang lalu.

    Reply

    • Yos Beda
      5 November 2012 @10:56:10

      wah saya malah baru denger yang di kartosuro, padahal kalau itu 3 tahun lalu berarti tahun 2009an ya, saya masih didaerah sana juga, kebtulan kuliah dan kost saya dulu di daerah gembongan kartasura juga

      Reply

  5. niee
    4 November 2012 @17:39:24

    bener banget, kecelakaan sudah gak pandang tempat sekarang. Biasanyakan di jalan panjang antar kota gitu, yang sepi. Sekarang jalan padat yang rame pun bisa terjadi kecelakaan. hmm.. bener-bener harus hati-hati deh >.<

    Reply

    • Yos Beda
      5 November 2012 @10:57:27

      iya nie, selain harus tetap berhati-hati, jangan lupa juga untuk berdoa sebelum bekendara, agar diberi keselamatan sampai tujuan..

      Reply

  6. cumakatakata
    5 November 2012 @11:02:15

    gara2 satu orang nyeleneh bisa sepuluh orang kena getahnya….

    Reply

    • Yos Beda
      5 November 2012 @11:04:22

      nah itu lah mas yang bikin miris setiap melihat atau menonton berita kecelakaan lalu lintas 🙁

      Reply

  7. arif
    5 November 2012 @14:19:10

    wah baru tau ada peristiwa kecelakaan itu mas, terkadang egoisme berawal dari norma budaya sopan santun yg menurun.
    btw, saya jadi ingat semalam itu juga ada kecelakaan tragis di banyumas, sebuah bus yg menyebabkan beberapa korban jiwa meninggal *turut berduka* ,

    Reply

  8. marsudiyanto
    5 November 2012 @17:33:01

    Seminggu ini di Jateng terjadi beberapa kecelakaan yang termasuk maut karena merenggut banyak korban. Di daerah Baturaden juga ada kecelakaan bus

    Reply

  9. aming
    6 November 2012 @12:54:45

    bearti egois=maut ya bang yos…

    Reply

  10. Yudhi Hendro
    6 November 2012 @20:21:16

    Sebagian besar kecelakaan terjadi karena human error. Kelalaian pengendara dalam mengecek kondisi kendaraan sebelum dioperasikan. Kesadaran berlalulintas yang rendah di jalan dan kelemahan penegakan disiplin bagi pelanggar.

    Reply

Tinggalkan Balasan