Innocence of Muslims Lecehkan Nabi, Bagaimana Menyikapinya?

Oleh: - 14 September 2012  |

Instagram

Film Innocence of Muslims
Film Innocence of Muslims (time.com)

Innocence of Muslims. Iya, inilah judul film yang minggu ini membuat kehebohan di seantero dunia. Demo-domo besar terjadi menentang film ini. Puncaknya terjadi Selasa (11/9/2012), ketika dubes AS untuk libya Chris Stevens dan tiga karyawan kedutaan Amerika Serikat tewas dalam penyerbuan demonstran ke Konsulat AS di Benghazi, Libya. Saya sendiri sudah melihat film ini di situs youtube. Film berdurasi 13 menit 50 detik ini menurut saya itu ngga ada bagus-bagusnya dan mengesampingkan estetikan dalam pembuatan sebuah film. Kalau pake bahasa daerah saya, pileme wagu tenan.

Terlihat jelas film yang lokasi sutingnya di California, Amerika Serikat itu dibuat hanya untuk membuat citra buruk satu pihak saja, yaitu Islam dan Nabi Muhammad SAW. Wajar bila banyak saudara-saudara muslim yang geram dengan kehadiran film ini. Saya sendiri juga marah dan mengutuk film ini, tapi tetap berusaha jangan sampai terlarut dalam kebencian yang tak berkesudahan. Saya melihat Nakoula Basseley alias Sam Bassil sang pembuat film hanyalah orang kaya bodoh yang kurang kerjaan, dengan membuat film seperti ini.

Jujur saya sangat menyesalkan ketika ada saudara muslim yang mempertanyakan akidah dan kadar iman saudara muslim lainnya hanya karena “tidak marah” terhadap film ini. Dalam perspektif saya, marah atau tidak itu adalah sebuah pilihan. Saya akan memaklumi jika ada saudara muslim yang tidak marah atas film ini. Orang yang tidak marah pada film ini menurut saya memang orang yang memiliki tipikal seperti itu. Masa orang yang dari orok bawaaanya sangat ‘adem’, tiba-tiba kita paksa jadi berapi-api?.

Memang orang yang diam bukan berarti dia tidak marah. Sebuah amarah atau kecaman tidak harus ditunjukan dengan dengan tindakan yang kadang malah merugikan orang-orang yang tidak bersalah. Lalu bagaimana dengan para pendemo film itu? Iya, demonstrasi menentang film itu yang dilakukan oleh saudara-saudara muslim kita di berbagai belahan dunia saya sangat mendukungnya. Bahkan saya ingin ikut dengan mereka yang berdemo dengan damai.

Baca juga:

Dengan berdemo damai dan tidak merusak, secara tidak langsung kita sudah menjawab pesan “jahat” dari film Innocence of Muslims tersebut. menjawab dengan menunjukan bahwa Islam itu cinta damai, Sang Nabi tidak mengajarkan kekerasan, tidak mengajarkan merusak, tidak mengajarkan membunuh dan tindakan-tindakan amoral lainnya, Pun demikian pada mereka yang tidak ikut berdemo, mungkin mereka punya cara lain untuk menyikapi atau menjawab fitnah film tersebut.

Innocence of Muslims tak ubahnya sebuah provokasi nyata bagi umat Islam. Di sinilah kedewasaan kita diuji, bagaimana menyikapi kasus ini, bisa kah kita tetap berfikir jernih dan bertindak dengan baik? atau hanya menuruti nafsu amarah saja. Dengan melakukan tindakan-tindakan di luar batas yang malah akan ‘membenarkan’ pesan yang disampaikan dalam film Innocence of Muslims tersebut. Kalau samapi seperti itu yang rugi umat Islam sendiri, kan?

Sungguh suatu hal yang membanggakan jika kita bisa mengatasi atau menyikapi film ini dengan lebih dewasa. Misalnya menjawab fitnah di film tersebut dengan karya-karya yang bagus, seperti tulisan, syair atau film. Toh sineas muslim juga ngga kalah jago ketika membuat film atau Serial TV. Tentu kita masih ingat bulan ramadhan lalu kita disuguhi tontonan yang menarik lewat  serial TV Umar Bin Khattab yang tayang di MNCTV.  mari kita sikapi film Innocence of Muslims ini dengan cara Islam.

Yos Beda – 14/9/2012

Berita Terkait.

33 Komentar

  1. Jauhari
    14 September 2012 @18:54:40

    Balas Keburukan bukan dengan Keburukan.. tapi dengan kebaikan… semua bisa asal kita mau…

    Saya suka sisi yang mas Yos angkat ini… Salut…

    sebagai PENGGEMARMU aku merasa bangga…

    Reply

    • adetruna
      14 September 2012 @19:59:44

      memang sudah saatnya islam menunjukkan cara klarifikasi yang lugas dan elegan BUKAN dengan cara yang radikal … Mudah2an ada jalan-NYA.

      Reply

      • Yos Beda
        15 September 2012 @11:24:22

        jawab fitnah bahwa Islam itu kejam dengan perbuatan yang menyejukan, sesimpel itu menurut saya 🙂

        Reply

  2. Isnuansa
    14 September 2012 @20:07:04

    Weh, aku ketinggalan berita banyak bener ya, nggak tau sama sekali soal film ini.

    Reply

    • Yos Beda
      15 September 2012 @11:45:34

      wajar mbak sibuk ma anak ya, lebih baik konsen ke buah hati saja mbak, daripada mengikuti pekrmbangan berita di media yang semakin memprihatinkan, jangan lupa ajarkan si kecil untuk saling menyayangi sesama 🙂

      Reply

    • niee
      16 September 2012 @17:39:41

      Aku yg gak punya anak juga gak tahu mbak beritanya.. hihihi…. ya tapi menurut aku lebih bagus gak tahu seh. jadi gak nonton dan gak sibuk buat marah yg ujung2nya membuat orang berkata ‘ tuh mereka marah sampe membunuh orang’ sayang banget kan 🙁

      Reply

  3. arif
    15 September 2012 @10:33:13

    menunjukkan sikap protes memang tak melulu harus pake cara yang anarki. mari tunjukkan dan berikan contoh kebaikan

    Reply

  4. nique
    15 September 2012 @11:08:41

    saya sudah menonton filmnya, cuma sebentar, langsung ditutup karena tak yakin sanggup.

    menyesalkan tindakan saudara2 seiman dengan melayangnya nyawa orang lain, membuat semakin buruk saja Islam dalam pandangan orang yang tidak mengenal Islam.

    semoga semakin banyak orang yang mampu menjaga hati agar tidak mudah terprovokasi, bahkan sampai bertindak radikal seperti yang terjadi di Libya.

    Reply

    • Yos Beda
      15 September 2012 @12:00:46

      iya kata kuncinya disini adalah “provokasi”, dan seyogianya kita da saudara-saudara seiman lainya jangan terprovokasi

      Reply

  5. whiz
    15 September 2012 @11:19:21

    Semoga tidak terjadi huru hara lagi.

    Yang menjadi concern saya adalah mengapa Umat Liberalisme sudah menjadi kebeblasan dalam mentertawakan TUhan dan ritus agamanya.
    “Kalo bahan tertawaan di Agama saya habis, Mengapa tidak cari Agama lain” Mungkin itu pikirnya.

    NICE POSTING

    Reply

    • Yos Beda
      15 September 2012 @12:02:13

      iya mas Liberalis memang sedikit kebablasan, tapi semoga kita juga tidak terjebak dalam kebencian pada kaum liberalis, karena suka tidak suka mereka adalah saudara seiman kita, yang sudah sewajarnya kita saling merangkul

      Reply

  6. giewahyudi
    15 September 2012 @18:45:28

    Enggak tahu harus marah atau gimana, tapi lihat dubes AS yang diseret-seret itu kok kayak balasannya Qadafy ya?

    Reply

    • Yos Beda
      18 September 2012 @10:32:23

      foto dubes diseret-seret itu kalau ngga salah malah akan diselamatkan lho mas, setelah kantor/mobilnya terkena hantaman roket CMIIW

      Reply

  7. Adiitoo
    15 September 2012 @20:28:02

    enggak tahu soal film ini. no comment ah 🙂

    Reply

    • Yos Beda
      18 September 2012 @10:33:02

      kak ditoo mampir blog saya saja, saya sudah senang kok 🙂

      Reply

  8. Citra Taslim
    15 September 2012 @21:20:54

    saya sepaham ama mas Yos.
    sepemahaman saya Islam itu toleran. jelas bahwa ketika kita diejek jangan dibalas dengan kejahatan. sisi innocence yang jauh dari kenyataan kini.

    kemarahan yang justru berhasil membuat nama Islam semakin negatif.

    saya ingat sekali ketika bergaul dengan kawan2 yang non-muslim. mereka kaget bila ada muslim yang berbuat baik. inilah keberhasilan pengaruh isu negatif yang dibalas dengan emosi, dikuatkan oleh media.

    sekarang ini yang lagi gencar2nya isu ttg rohis sma yang menjadi sarang teroris. ditanggapi negatif, yang negatif justru dibesar2kan media. akan semakin mengukuhkan citra islam dengan kenegatifan di dalamnya. kenapa justru tidak menggencarkan sisi positif rohis. semakin banyak yg beraksi, media mau tidak mau harus meliputnya juga. saya sendiri pernah bergabung di dalamnya dan tidak merasakan kenegatifan apapun.

    saya rindu kita lebih bijak dalam bersikap dalam se-emosinya hati. spt hal yang ditunjukkan nabi ketika dihina atau dilecehkan.

    toleran sering dianggap tidak punya arah. inilah yang juga sering terjadi. saya suka ada pandangan berbeda secara terbuka di media sosial seperti ini.

    Reply

    • Yos Beda
      18 September 2012 @10:34:29

      komentar dan berbagi pengalaman yang menarik citra, sebagai mantan Rohis, km tentu sangat mengerti ya, bahwa rohis tidak mengajarkan kekerasan, tidak mengajarkan merusak, tidak mengajarkan membunuh dan tindakan-tindakan amoral lainnya.

      Reply

  9. Dani
    16 September 2012 @02:48:49

    Jumat kemaren khatib berapi-api banget membahas film ini Mas. Baru lihat videonya sekarang. PArah emang. Cuman jangan lagi dibalas anarkhi. Pake cara yang lebih smart untuk si pembuatnya,

    Reply

    • Yos Beda
      18 September 2012 @10:36:16

      iya mas, balas dengan cara islami 🙂

      Reply

  10. sscorporation11
    16 September 2012 @20:08:21

    saya setuju mas, menyikapinya harus dengan cara yang lebih pintar dan tentunya islami..

    Reply

    • Yos Beda
      18 September 2012 @10:36:52

      iya, memang seperti itu pilihan yang lebih bijak

      Reply

Tinggalkan Balasan