Dangdut Koplo, Dari Inul Daratista, Iwak Peyek, Sampai Laskar Asolole

Oleh: - 10 April 2012  |

Instagram

Trio Macan
Trio Macan (Merdeka.com)

Iwak peyek.. iwak peyek.. iwak peyek..  sega jagung..,” seorang biduan dangdut dengan goyangan lincahnya menyanyikan penggalan lirik itu, dan sesekali  mencoba berinteraksi dengan para penontonya. Seperti tak kenal lelah, biduan cantik itu lalu melanjutkan ke lagu berikutnya dengan semangat dan enerji yang tiada berkurang sampai pertunjukan selasai. Begitulah keseharian seorang biduan dangdut, khusunya dangdut koplo, ketika menghibur para penggemarnya di sebuah acara atau hajatan besar.

Saya masih ingat, ketika saya masih SMP atau sekitar tahun 2002an, nama-nama biduan dangdut macam Inul Daratista, Uut Permata Sari, begitu populer lewat rekaman aksi mereka yang terkemas dalam VCD-VCD bajakan yang dijajakan di pinggir jalan. Suatu hal yang sangat menarik, mengingat pentas-pentas dangdut tersebut sebagian besar diselenggarakan di Jawa Timur, namun VCDnya malah sudah tersebar hingga ke kota-kota luar Jawa Timur termasuk kota kecil tempat tinggal saya, Wonogiri.

10 tahun berselang, Fenomena yang hampir mirip saya rasakan, dimana gaung musik dangdut koplo kembali mewabah secara nasional. Lewat tembang Iwak Peyek, insan dangdut koplo mulai dilirik lagi oleh para penikmat musik tanah air. Jika tahun 2002 VCD bajakan masih menjadi mesin utama distribusi musik dangdut koplo,  di era internet seperti sekarang,  situs penyedia video Youtube  menjadi pasukan garis depan dalam peredaran lagu dangdut koplo.

Kepopuleran lagu Iwak Peyek baru-baru ini melahirkan jargon baru yang sangat populer dikalangan penikmat musik dangdut. ASOLOLE, sebuah penggalan lirik dari lagu iwak peyek ini sekarang menjadi kata yang sangat populer pada pementasan-pementasan musik dangdut koplo, hingga banyak penggemar dangdut koplo menamakan dirinya sebagai laskar asolole, serta sangat bangga menjadi salah satu penggemear musik dangdut.

Baca juga:

Apakah arti kata asolole? banyak teman saya bertanya demikian, sayapun tak tahu arti sebenarnya dari kata ASOLOLE ini. Anda pernah dengar kata prikitew yang diciptakan oleh palawak sule? Ya menurut saya ASOLOLE merupakan kata tanpa arti seperti halnya prikitewnya sule, walapaun tanpa arti namun kita bisa mengetahui maksud dari kata ini. Asolole sendiri adalah sebuah kata yang menurut saya diucapkan sebagai penambah semangat saat pementasan musik dangdut koplo.

Dangdut koplo sendiri adalah subgenre dari musik dangdut, ditilik dari komposisi ritme musiknya, dangdut koplo biasanya beat’nya lebih cepat bila dibandingkan dengan lagu dangdut konvensional. Dangdut koplo diyakini mulai perkembang di pesisir pantai utara pulau jawa. Pantura merupakan sentra  perdagangan, perikanan maupun pelayaran antar pulau yang cukup sibuk, dengan aktivitasnya masyarakatatnya  yang cukup padat, tentu membutuhkan sebuah hiburan rakyak yang murah.

Berangkat dari alasan di atas, lahirlah bermacam-macam Orkes melayu (OM) yang kita kenal sampai sekarang ini seperti OM Palapa, OM Monata, Sera, Mahkota, Mutiara dan RGS. Kehadiran orkes-orkes melayu inipun langsung mendapat tanggapan yang hangat dari masyarakt pantura. Bagi masyarkat pantura, menggelar hajatan seperti  perkawinan, khitanan, peringatan hari besar tanpa menyewa Orkes melayu sperti sayur tanpa garam, serasa ada yang kurang lengkap.

Sebagian orang menganggap musik dangdut adalah musik kasta bawah dan dangdut koplo masih dibawahnya musik dangdut konvensional. Apakah musik dangut koplo itu memang musik rendahan?  saya sendiri menanggapi hal ini cukup dengan senyum, pengamat musik tanah air idola saya om Denny Sakrie pernah berujar di twitnya “tak ada kasta dalam musik.”  Seorang yang sangat expert saja berpendapat seperti itu, pantas kah kita yang pengetahuan musiknya masih sedikit aja menjudge sebuah aliran musik tertentu adalah musik rendahan.

Berita Terkait.

23 Komentar

  1. ndop
    10 April 2012 @20:37:05

    assoooy lo le
    (asoy lo nak.. )
    NB: le adalah panggilan anak laki2
    begitu artinya mas..

    Reply

    • Yos Beda
      10 April 2012 @20:39:04

      setalah sekian lama, penasaran akan arti asolole
      akhirnya saya mendapat jawaban juga dari mas ndop,
      thx mas..

      Reply

      • arif
        13 April 2012 @15:03:41

        mancap, lha saya juga baru denger kata asolole 😀

        Reply

  2. Mitos
    10 April 2012 @20:52:06

    Oooh itu toh artinya asolole justru yang jawab komentator nya ya gan. wkwkwkwk iwak peyek ini emang lagi fenomenal banget ya. tapi aq pertama kali denger yang versi sagita bukan versi trio macan.

    Reply

    • Yos Beda
      10 April 2012 @21:03:31

      iya mas, saya baru tahu artinya malam ini malah apa itu asolole, ya beginilah hal positif dari berdiskusi di ranah blog,, bisa tahu sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui

      Reply

  3. Aulia
    10 April 2012 @23:30:54

    saya malah kangen peyek hmmm 😐

    Reply

  4. Yuzuf
    11 April 2012 @02:48:24

    salam kenal mas, dr org wnogri juga 😀

    Reply

  5. dafhy
    11 April 2012 @10:37:08

    Benar mas, tak ada kasta dalam musik. Karena selera orang tak bisa disamakan yang kelas atas harus jazz, pop atau yg lain dan kalangan bawah itu dangdut.
    Dangdut is the music of my country 🙂

    Reply

  6. Es Cendol
    11 April 2012 @13:18:59

    iwak peyek 😀
    selera baru yo om? 😀

    Reply

  7. niee
    11 April 2012 @23:04:21

    aku baru dengar lagu ini di kantor pas acara.. hehehe.. bukan gak suka sama.dangdut seh.. tapi emang dasar aku gak suka sama.musik.. dari segala aliran :p

    Reply

  8. odoy
    12 April 2012 @10:57:40

    wah buming terus yah iwak peyek sampai sekarang

    Reply

  9. fanz
    12 April 2012 @12:10:58

    OOT nih mas.. ternyata iwak peyek bukan murni bikinan H. Imron lho.. ternyata dari band punk inggris yang judul lagunya Take em all oleh cock sparrer

    Reply

  10. Ichink
    17 April 2012 @10:20:11

    Ternyata ada juga lagu penyemangat klub sepak bola asal Yunani yang mirip dengan Iwak peyek, ataupun Take em All.
    Kalo menurut yang pernah saya baca di kaskus, kata asolole berasal dari daerah di daerah Jawa Timur (Pace), merupakan kata yang keluar pada saat pementasan kesenian tradisional, kemudian OM asal daerah Pace tersebut, yaitu OM Sagita mempopulerkan kata asolole lewat lirik-lirik lagunya, seperti lagu Ngamen 2. Yah, terlepas dari kontroversi lagu-lagu di Indonesia, mudah-mudahan anak bangsa tetap bisa berkreasi 🙂

    Reply

    • Yos Beda
      17 April 2012 @10:23:49

      iya mas, saya juga beberpa waktu lalau mengikuti perkembangan berita kontroversi lagu iwak peyek ini,
      yang menarik adalah ketika H. Imron masih tetap mengklaim lagu ini adalah ciptaanya,
      klo hanya mengklaim sebagi penggubah lirik sih saya rasa semua bisa memaklumi,
      namun jika masih menyatakan sebagi pencipta (nitasi+lirik) mungkin kontroversi lagu iwak peyek akan terus berlanjut..

      Reply

Tinggalkan Balasan