Tak sedikit dari kita yang muak dan geram ketika mendengar frase ‘anggota DPR’. Bahkan Gedung Dewan yang sejatinya adalah tempat terhormat bagi para wakil rakyat itu belakangan ini terkurung dalam stigma negatifnya, bahwa Gedung DPR RI merupakan sarang manusia-manusia tak bernorma apalagi beretika, bahwa anggota DPR adalah sekumpulan orang-orang tercela, bahwa anggota DPR adalah segerombolan para pendosa, bahwa anggota DPR adalah sekawanan orang yang durhaka pada negaranya karena telah menciderai Ibu Pertiwi yang telah memberinya jabatan tinggi.
Memang benar, tingkah polah para anggota dewan dalam beberapa tahun belakangan ini membuat rakyat yang diwakilinya malu dan marah. Banyak aksi tercela dipertontonkan, mulai dari ulah mereka yang memperkaya diri sendiri, ulah mereka yang lupa akan janji-janji kampanye, atau bahkah ulah mereka yang melakukan tindak asusila. Apakah semua anggota DPR seperti itu? tentu saja tidak. Saya percaya bahwa masih ada anggota DPR yang baik, atau setidaknya dari anggota DPR yang buruk itu masih tersimpan hati yang baik dan tindakan yang mulia dan pantas kita jadikan contoh atau panutan.
Rabu, 13 Agustus 2014 lalu, saya sangat tersentuh dengan kisah duka yang menimpa Anggota DPR RI, Laurens Bahang. Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu meninggal dunia akibat kesetrum di kamar mandi. Hal yang membuat saya begitu tersentuh adalah fakta bahwa pria yang menjabat Ketua Komisi V DPR tersebut meninggal saat berusaha menyelamatkan putrinya dari sengatan listrik saat berada di kamar mandi rumahnya. Saat kejadian, putri kedua Laurens Bahang, Serli Dama, berteriak dari kamar mandinya karena tersetrum. Seketika Laurens Bahang berusaha menolong putrinya itu, namun naas baginya, dia sendiri malah tersengat listrik dan akhirnya meninggal.
Jujur saya tak begitu mengenal atau mengikuti rekam jejak mendiang Laurens Bahang dalam berbagai pemberitaan media. Entah mendiang Laurens Bahang itu termasuk Anggota DPR yang baik atau yang kurang baik tak begitu penting lagi di mata saya. Satu hal yang pasti dan begitu menginspirasi adalah fakta ayah ini telah mengajarkan saya bahwa seorang ayah adalah pelindung sejati bagi putrinya. Buah hati itu adalah segalanya bagi seorang ayah, hal yang lazim melihat seorang ayah tak berfikir panjang tentang keselamatannya sendiri ketika dia berusaha melindungi anaknya dari segala marabahaya.
Benar, seorang ayah, siapapun itu dan di manapun itu, kemungkinan besar akan melakukan hal yang sama saat dirinya mendapati peristiwa serupa dengan yang dialami Laurens Bahang dan putrinya Serli Dama. Namun, Laurens Bahang ini menjadi berbeda di mata saya karena dia telah melakukakannya, bukan lagi sebuah probabilitas yang samar, bakal gini, bakal gitu, atau semacamnya. Seorang ayah bernama Laurens Bahang itu telah melakukanya! He did it!! keselamatan sang putri adalah segala-galanya, dia tak perlu berfikir terlalu lama yang mungkin saja akan disesalinya kelak.
Sang putri, Serli Dama, akhirnya selamat meski sempat dirawat di rumah sakit juga. Tak ada kata lain yang bisa saya ungkapkan selain sedih sekaligus kagum dengan sosok mendiang Laurens Bahang. Kekaguman yang sama dengan kekaguman saya pada Lucky Sondakh, ayah dari terpidana korupsi Angelina Sondakh, yang saya abadikan dalam tulisan berjudul “Angelina Sondakh dan Lucky Sondakh, Malaikat Suci Itu Bernama Ayah” akhir tahun 2013 silam. Ayah adalah lelaki dan pahlawan terhebat bagi para putrinya, tak perlu diragukan atau dipertanyakan lagi!
Bagi kawan-kawan sejawatanya di Senayan, sudah selayaknya memberikan penghormatan yang tinggi untuk seorang Laurens Bahang. Tindakan berani dan terpuji dia sebagai seorang ayah bisa membuka mata rakyat yang terlanjur benci pada anggota dewan. Hal itu juga bisa sedikit memberikan secerca harapan bahwa Anggota DPR bukanlah makhluk-makhluk yang menakutkan, bukanlah manusia yang selalu berlaku culas, ada sisi-sisi nilai kemanusian yang tertanam dalam diri mereka, para manusia berkerah putih.
Dari kejadian ini saya dapat menarik sebuah falsafah kehidupan yang akan bermanfaat bagi para anggota dewan yang katanya terhormat itu. Seorang wakil rakyat seyogianya mengayomi dan melindungi rakyat yang diwakilinya selayaknya seorang ayah pada anaknya, sebagaimana apa yang dilakukan oleh Laurens Bahang terhadap putrinya, Serli Dama. Untuk Serli, mungkin ayahmu telah pergi, namun warisan yang ayahmu tinggalkan untuk kami para laki-laki yang akan menjadi ayah kelak akan abadi, terima kasih untuk ayahmu Serli, orang-orang baik akan berada di tempat yang baik, percayalah!
Baca juga:
Yos Beda - 15/8/2014
Referensi: