Alhamdulillah, kata itulah yang pertama kali terlintas di kepala saya ketika saya akan menulis postingan ini. Hari ini, Rabu, 16 Maret 2016, akhirnya saya kembali bisa menampilkaan karya lagu terbaru saya yang berjudul Kuperhatikanmu. Meski lagu ini sudah saya tulis sejak 10 Januari 2016, namun jadwal rekamannya harus tertunda agak lama. Pada awal Februari 2016, waktu yang saya rencanakan untuk rekaman, saya malah terkena tipes dan harus dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Saya pun baru bisa rekaman di akhir bulan Februari dan merampungkan proses mixing-mastering di minggu pertama bulan ini dengan meninggalkan sementara aktivitas blogging.
Ok, langsung aja ke cerita lagunya ya! Lagu berjudul Kuperhatikanmu ini berkisah tentang seorang pria, namanya Tara, Alkantara. Dia begitu mengagumi seorang wanita, bernama Lusia, Andalusia. Tara begitu mengagumi Lusia karena parasnya yang cantik serta cara berpakaiannya yang sopan. Awalnya Tara tidak berani untuk sekadar menyapa Lusia, lantaran dia takut hal tersebut berpotensi membuat Lusia pergi menjauh atau menghindar. Sudah sering dong, dengar cerita wanita yang merasa tidak nyaman atau terancam dengan adanya pria asing yang tiba-tiba sok akrab lalu mengajak kenalan.
Selang beberapa waktu kemudian, ada sebuah peristiwa yang membuat Tara bisa berkenalan dengan Lusia. Seperti mimpi, itulah yang dirasakan Tara ketika bisa kenal dengan Lusia. Mimpi Tara pun tidak sekadar tercapai, bahkan melebihi ekspektasi awalnya, karena dia tidak hanya bisa mengenal Lusia, melainkan bisa jadi teman dekatnya. Keduanya lalu menjadi teman bercerita yang hangat, mereka berdua sangat terbuka satu sama lain ketika bercerita tentang hidupnya. Bahkan, beberapa hari sejak mereka kenal, tanpa sengaja Tara mengungkapkan pengakuan bahwa telah lama dia memperhatikan Lusia
Lusia tidak merasa terganggu dengan pengakuan Tara yang bilang telah lama dia memperhatikannya. Hal tersebut bukan karena Lusia tertarik pada Tara juga, tapi karena perkenalan pendeknya dengan Tara telah membuat Lusia percaya bahwa Tara adalah pria yang baik. Lama bertukar cerita, Tara menjadi tahu bahwa kehidupan wanita yang dia kagumi tidaklah mudah. Meski dia sendiri bukan dari keluarga yang berada, Tara sangat tahu bahwa kehidupan dia dan keluarganya jauh lebih beruntung dari Lusia. Rasa kagum Tara kepada Lusia semakin bertambah ketika setiap hari dia mendapati rasa syukur tak pernah hilang dari diri Lusia yang hidupnya dalam kesederhanaan.
Baca juga:
Tara memang sudah bersyukur bisa kenal dengan Lusia, namun sebagai manusia “normal” yang masih jauh dari sempurna, dia dalam hati berharap (ngarep :D ) bisa menjadikan Lusia teman hidupnya. Namun begitu, Tara meyakini bahwa dirinya bertemu Lusia dalam “waktu yang tidak sempurna”, bukan waktu yang salah, hanya tidak sempurna. Tidak sempurna karena saat itu Tara merasa masih jauh dari kata pria mapan, dia hanyalah pria belum mapan yang bermimpi bisa memberikan kebahagiaan pada Lusia sebagai ganti hari-hari berat yang Lusia alami dulu, kemarin, dan hari ini. Bukannya Tara melihat kebahagiaan itu hanya berdasar materi saja, dia hanya tidak tahan melihat hidup wanita pujaannya yang berat.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, sebuah ‘bencana’ terjadi pada Tara. Bencana itu adalah keputusan Lusia yang secara tiba-tiba memilih untuk menjauh dari Tara karena suatu hal. Pada awalnya, Tara merasa terpukul atas perginya sang wanita pujaan. Namun, mata Tara terbuka bahwa kepergian Lusia bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal untuk dia memulai sesuatu yang besar. Mulai menata hidupnya agar makin baik, mulai menata mentalnya agar semakin dewasa. Mulai menata segalanya agar saat dia bertemu dengan Lusia lagi (harapannya), itu adalah ‘waktu yang sempurna’, tidak seperti sebelumnya.
Meminjam istilah kekinian, apakah Tara ini sedang mengalami fase gagal move-on? Bisa dibilang begitu. Namun, Tara ini Meyakini bahwa tak selamanya masa lalu itu harus dilupakan. Bila dengan melihat masa lalu bisa menjadikan seorang anak manusia semakin baik dari hari ke hari, kenapa tidak. Jadi, Tara tidak menghargai keputusan Lusia untuk pergi gitu? Tidak juga. Tara sangat menghargai keputusan Lusia tersebut, bahkan hingga Lusia pergi dia masih berdoa (mengharap) yang baik-baik akan selalu menaungi Lusia, walau ngga bisa dia bantah juga dalam setiap doanya ada permintaan agar Lusia kembali.
Ok, itulah cerita dari lagu berjudul ‘Kuperhatikanmu’ ini. Seperti karya-karya saya sebelumnya, lagu ini hanya saya rekam dari rumah dengan peralatan home recording sederhana, c_ondenser mic_ Audio Technica AT2020, USB audio interface Steinberg CI2+, speaker Kurzweil KS-40A. Untuk instrumen sendiri, yang real instrumen hanya Gitar akustik Yamaha F310. Sedangkan untuk perkusi, string, dan bass, cuma virtual instrumen (sample) yang dimainkan dengan keyboard komputer, Iya, cuma dimainkan pakai keyboard QWERTY, midi controller saya malah rusak sebelum proses rekaman :D.
Akhir kata, semoga teman-teman suka dengan karya terbaru saya ini, kritik atau masukan terhadap karya ini akan sangat saya apresiasi.
Versi MP3 Lagunya bisa didownload di sini teman-teman..