Menulis Lagu ‘Kehidupan Kedua’, Berkisah Tentang Cinta Beda Agama

Oleh: - 20 Februari 2015  |

Instagram

Kehidupan Kedua
Kehidupan Kedua (dok. pribadi)

Kehidupan Kedua, itulah judul lagu yang saya tulis tahun 2014 silam. Lagu tersebut berkisah tentang kisah asmara antara dua anak manusia dengan kepercayaan (agama) berbeda. Adalah Eren Hamza, tokoh utama dalam lagu Kehidupan Kedua, ia merupakan seorang pria muslim 25 tahun. Eren menjalin hubungan asmara dengan Leonie Josephine (Lea), wanita Kristen tiga tahun lebih muda darinya. Empat tahun lebih menjalin cinta, Eren dan Lea mulai menyadari bahwa semakin lama mereka bersama, jurang terjal yang memisahkan mereka semakin terlihat nyata.

Sejak hari pertama mereka menjalin hubungan, keduanya sebenarnya sudah menyadari bahwa ada pagar penghalang besar di antara mereka, yakni perbedaan keyakinan. Namun empat tahun silam, ketika usia mereka masih terbilang muda, mereka selalu berpikir bahwa semua persoalan bisa dibuat mudah, sehingga tanpa ragu keduanya tetap memutuskan untuk menjalin cinta. Pada awalnya hubungan mereka mengalir saja, bahkan Eren dan Lea pun tidak menyangka bahwa kisah mereka bisa berjalan hingga empat tahun lamanya.

Hampir memasuki tahun kelima hubungan mereka atau saat keduanya sudah relatif matang untuk melangkah ke jenjang hubungan yang lebih serius, kebuntuan mulai menghinggapi Eren dan Lea. “Bahasa cinta” yang dulu mereka yakini bisa menyelesaikan segala masalah, pada praktiknya tidak bisa menemukan jalan keluar dari jurang perbedaan agama. Bukankah mereka bisa pindah keyakinan dan mengikuti kepercayaan pasangannya? Iya, opsi seperti itu memang ada dalam benak mereka, namun pilihan pindah agama dijadikan Eren dan Lea sebagai pilihan terakhir.

Ya sudah, putus saja! Tidak semudah itu tentunya,Β mencintai satu orang yang sama dalam empat tahun terakhir tentu tidak akan mudah melupakannya begitu saja. Namun begitu, pada akhirnya Eren memang memilih untuk mengkahiri hubungannya dengan Lea. Sebenarnya bisa saja Eren mengajak Lea untuk mengikuti kepercayaannya, pun sebaliknya. Mereka berdua sempat berpikir rela menjadi manusia berlumur dosa dan dianggap nista oleh salah satu pihak keluarga demi tetap bisa bersama.

Baca juga:

Di balik keputusan Eren mengakhiri hubungan, ada hal yang menurutnya lebih besar dari pahala-dosa atau surga-neraka. Di mata Eren, cinta itu tidak seharusnya menyakiti orang-orang sekitarnya, terlebih orangtua mereka. Orangtua mana yang rela melihat anaknya meninggalkan kepercayaan yang telah mereka wariskan dan ajarkan sejak kecil. Orangtua, dalam keyakinan Eren, selalu punya mimpi melihat anaknya sukses dan bahagia, dimana salah satunya adalah saat melihat anak bisa berjalan seiringan di “jalan yang sama” dengan orangtua.

Eren sebenarnya tetap meyakini bahwa bila dia bisa mengajak Lea mengikuti kepercayaanya, itu adalah sebuah kebenaran dari kacamata keyakinan (agamanya).Β Namun, dengan “bahasa rasa”, Eren coba memposisikan dirinya bila berada di posisi orangtua Lea. Eren juga mencoba untuk memposisikan dirinya jadi orangtuanya sendiri, bagaimana rasanya ketika melihat putranya pindah keyakinan. Hal-hal seperti itu menjadi pertimbangan utama Eren dalam mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan.

Eren pun akhirnya hanya bisa meyakini atau setidaknya menghibur diri sendiri dengan berharap bahwa Tuhan akan meciptakan kehidupan kedua buat dirinya dan Lea, kehidupan dimana dirinya dan Lea tidak terpisahkan jurang berbedaan keyakinan. Bukan di ruang dan waktu (dimensi) ini mereka bisa bersama dalam hangatnya rumah cinta, namun nanti, di kehidupan kedua, bila memang ada. Jika surga dan neraka serta jagat raya saja bisa Tuhan ciptakan dengan begitu mudahnya, bukanlah perkara yang sulit bagi Tuhan untuk menciptakan satu dunia saja untuk dua makhluk ciptaanNya, Eren dan Lea yang terlahir kembali.

Eren tidak pernah menyesali takdir yang dituliskan Tuhan kepada dirinya, takdir yang mengharuskan dia bertemu dengan Lea, takdir yang membuat waktu empat tahunnya seakan terbuang sia-sia, takdir yang membuatnya harus menyakiti satu orang wanita demi tidak tersakitinya orang-orang di sekitar mereka. Satu harapan dan keyakinan Eren terhadap Lea, Lea pasti akan sadar bahwa dirinya di dunia ini tidak sendiri, sehingga setiap keputusan-keputusan yang akan dia ambil sebisa mungkin tidak akan menyakiti orang-orang terdekatnya, terutama ayah dan ibunya.

** Perspektif yang dipakai Eren, tokoh utama di lagu di atas tidak mewakili sepenuhnya pandangan saya sebagai pencipta lagunya ya. Soal Eren yang meyakini adanya cyclic life biarlah jadi pertanggungjawaban dia sebagai manusia dengan Sang Pencipta. πŸ™‚

Berita Terkait.

39 Komentar

  1. Alris
    20 Februari 2015 @15:19:54

    Kalo saya jadi Eren akan mengambil sikap serupa. Cinta itu memang tidak harus menyakiti pihak lain. Salam.

    Reply

    • Yos Beda
      20 Februari 2015 @15:22:28

      Sepakat kak Alris, cinta seharusnya tidak menyakiti pihak lain πŸ™‚

      Reply

  2. Ditter
    20 Februari 2015 @16:00:42

    Duh, kalau begitu lagunya mirip-mirip pengalaman pribadiku… πŸ™

    Reply

    • Yos Beda
      20 Februari 2015 @16:04:46

      Nah, seperti dugaanku selama ini mas Dit, kisah-kisah cinta beda agama memang jamak terjadi di negara majemuk seperti Indonesia πŸ™‚
      Mas Ditter sudah putus dengan pasangan beda agamanya kan? kalau sudah, menurut saya sudah tepat, hehehehe.. IMHO

      Reply

    • cumilebay.com
      28 Februari 2015 @22:44:36

      Jadi kak ditter pacaran beda agama gitu kak ??? ama siapa ??? #kepo
      Eh tonton dech film PK, beda agama dan akhir nya bersatu πŸ™‚

      Reply

  3. gustyanita pratiwi
    21 Februari 2015 @06:54:15

    Lagu yg menyentuh hati…

    Reply

  4. Ai Wida
    21 Februari 2015 @08:01:39

    Ada ngga lirik lagunya yang pas banget untuk cinta ga di restui? hiksss

    Reply

    • Yos Beda
      21 Februari 2015 @09:22:10

      Wah saya malah belum bikin lagu seperti itu mbak, jadi pengen bikin lagu dengan tema itu, hehehe

      Reply

  5. News Update Techno
    21 Februari 2015 @22:51:59

    mendengarkan lirik lagu “Kehidupan kedua” ini jadi berasa seperti yang dialami oleh Eren dan Lea. Sungguh sangat menusuk hati dan bikin galau jika mendengarkan lagu ini…

    Reply

    • Yos Beda
      22 Februari 2015 @08:08:21

      Iya kak, memang bikin galau…
      Namun ya itu, hidup adalah sebuah pilihan..
      Dan pilihan yang bijak adalah tidak menyakiti banyak orang..

      Reply

  6. Eka Fikry
    23 Februari 2015 @10:20:32

    kalau ngomongin soal cinta beda agama, selalu menarik dan emosional ya, cihuuy, ihihihi…

    Reply

    • Yos Beda
      23 Februari 2015 @10:25:35

      Iya kak Eka, cinta beda agama emang menarik dan kompleks πŸ˜€

      Reply

      • fifi ingewati
        23 Februari 2015 @23:14:17

        pernah saya alami. memang kompleks apalagi jika satu pihak sudah mulai gerilya menarik2 pihak lain ke agamanya

        Reply

        • Yos Beda
          24 Februari 2015 @05:38:41

          Nah itu dia kak, ketika mencoba menarik-narik salah satu pihak, kadang pasangan tersebut terlupa bahwa mereka masing-masing masih punya ayah dan ibu. Jadi tidak hanya ‘mengambil’ sang anak dari orang tuanya dengan menjadikannya pasangan hidup, namun juga mengambil kepercayaan yang telah diajarkan orang tuanya sejak anaknya masih kecil.

          Reply

  7. ndop
    25 Februari 2015 @00:34:49

    Lagunya izi lisening ya Yos. Khas lagu2 jaman sekarang. Wis tau mbok tampilne ning panggung kah?

    Reply

    • Yos Beda
      26 Februari 2015 @05:37:07

      Iya mas Ndop, berusaha nyiptain melodi lagu yang mudah diingat orang, hehehe

      Reply

  8. Naumira
    25 Februari 2015 @14:55:35

    Blogwalking ndan, Nice Blog …
    Ditunggu kunjungan baliknya..

    Reply

  9. dewitya
    28 Februari 2015 @16:58:37

    liriknya nena banget ini mas πŸ™

    Reply

    • Yos Beda
      28 Februari 2015 @17:06:21

      Makasih Dewitya πŸ™‚

      Reply

  10. Citra Rahman
    8 Maret 2015 @08:47:11

    Lagunya bagus, Bang Yos. Ditunggu video klipnya yah… kalo butuh model, emm….aku siap loh… hehehehe… :p

    Reply

    • Yos Beda
      9 Maret 2015 @05:14:13

      Makasih atas apresiasinya mbak Citra πŸ™‚

      Reply

Tinggalkan Balasan