Siapa yang tidak menginginkan punya buah hati yang bisa menjadi kebanggaan orang tuanya kelak? tentu semua menginginkanya, dengan pendidikan yang baik dan perencanaan yang matang, sang anak diharapkan akan menjadi anak yang berbakti dan berguna bagi sesama. Bersyukurlah bagi seorang anak jika mempunyai orang tua yang menomor satukan pendidikan buah hati diatas segalanya. Saya sendiri boleh dibilang tak seberuntung anak-anak lain namun juga tak semalang saudara-saudara kita yang bahkan tak sempat merasakan bangku sekolah.
Orang tua saya khususnya ibu saya adalah orang yang sangat konsern akan pendidikan anaknya, namun kadang niat atau tekat saja tidak lah cukup, lagi-lagi keterbatasan ekonomi keluarga menjadi kerikil tajam dalam perjalanan pendidikan saya. Hanyalah anak seorang sopir dengan ekonomi keluarga yang pas-pasan tentu saya tak bisa seenak jidatnya memilih sekolah, apalagi saya bukanlah seorang anak yang tergolong cerdas yang bersayapkan beasiswa di punggungnya.
Lalu sekolah kamu bisa selesai yos? Alhamdulillah saya bisa lulus kuliah, walau bukan lulus dari kampus yang megah dan mewah saya tetap bersyukur. Saya berterimaksih pada orang tua saya, karena telah berjuang sekuat tenaga dengan segala daya upaya yang dimilikinya, demi memberikan bekal pendidikan yang cukup untuk putranya. Saya pun mulai berfikir ketika saya punya anak nanti, bisakah saya menjadi orang tua yang baik juga, yang bisa menomor satukan pendidikan buah hati diatas segalanya?
Berkaca pada pada apa yang saya alami, sepertinya memang sudah seharusnya saya mulai memikirkan tentang perencanaan finansial pendidikan sang buah hati. Harus mulai berfikir dan mulai memetakan rencana masa depan dengan baik, agar anak saya kelak bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari ayahnya. Dengan bisa memberikan bekal pendidikan yang baik untuk anak saya kelak, tentu semakin mendekatkan saya pada cita-cita saya selama ini, yaitu menjadi seorang ayah super.
Berbicara mengenai orang tua yang baik khususnya ayah yang baik, mengingatkan saya akan salah satu musisi idola saya EMINEM, Sang legenda hidup musik rap yang juga dikenal sebagai ayah yang baik, yang sangat memperhatikan pendidikan dan masa depan buah hatinya, hailie. Bahkan di salah satu lagunya (Mockingbird) dia bercerita, saat belum terkenal dia (EMINEM) sudah mempersiapkan sejumlah uang yang disimpan di celengan tradisional, untuk biaya sekolah hailie jika sudah dewasa. Namun sungguh tragis, karena celengan tersebut hanya disimpan di rumah, uang untuk pendidikan buah hatinya tersebut raib dicuri orang.
Baca juga:
Andai saja EMINEM saat itu sadar akan pentingnya layanan perbankan ya, mungkin tak perlu EMINEM mengalami kisah tragis tersebut. Dari kisah EMINEM tersebut kita bisa ambil pelajaran bahwa tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak menyimpan tabungan kita di bank, apalagi tabungan yang sangat penting seperti tabungan untuk pendidikan anak. Orang tua yang baik tentu akan sadar produk perbankan dengan berbagai kemudahan transaksi seperti yang ditawarkan oleh bank BCA, akan sangat membantu dalam memuluskan Perencanaan Finansial Pendidikan Sang Buah Hatinya.
Beberapa hari lalu ibu mengingatkan saya agar mulai menabung untuk biaya nikah kelak, saya pun tertawa dalam hati karena calon mempelai wanitanya masih melanglang buana entah kemana, hehe. Iya, memang akan saya jalankan petuah ibu tersebut, namun dengan niatan yang berbeda, yaitu menabung untuk pendidikan anak saya kelak. Sedikit demi sedikit saya harus mulai menyisihkan sebagian gaji saya tiap bulan untuk ditabung, Saya sendiri adalah nasabah setia bank BCA dan sangat nyaman menabung di bank ini, karena berbagai kemudahan transaksinya, solusi perbankan dari bank BCA bukanlah isapan jempol belaka.
Layanan perencanaan finansial pendidikan buah hati yang disuguhkan bank BCA sangatlah menjanjikan, dari informasi yang saya dapatkan dari situs baru BCA, dijelaskan tentang pentingnya layanan ini. Layanan perencanaan finansial pendidikan anak dari bank BCA ini juga memberikan perlindungan asuransi jiwa bagi nasabah dan buah hatinya, wow.., sungguh luar biasa menurut saya. Kesehatan dan kematian adalah ditangan Sang Pencipta, seyogianya kita mempersiapkan segalanya untuk menghadapi kemungkinan apa saja, sehingga pendidikan buah hati kita tetap ada yang menjamin.
Sebagai orang dari kampung yang juga besar di kampung seperti saya, tentu hidup sederhana bukanlah suatu hal yang baru. Saya berharap hingga saya berkeluarga nanti masih bisa terus menjaga gaya hidup sederhana saya, dengan begitu saya bisa dengan cepat meraih dan menikmati fase kebebasa finansial, suatu keadaan dimana tabungan saya sudah cukup untuk biaya hidup sederhana saya, termasuk biaya sekolah buah hati saya kelak. Memang semua ini masih sebatas angan, namun ini tak sekedar mimpi, ini semua adalah cita-cita yang saya yakin kelak bisa meraihnya, mohon doanya teman-teman semua.